Senin, 28 Maret 2011

Permasalahan BBM Minah Bersubsidi di Dairi Cukup Rumit alias

Sidikalan,SIRA :
Siapakah yang lebih bertanggungjawab mengenai minyak tanah(minah) yang sering langka di Dairi,dan walaupun ada minah tersebut ada di kios pengecer harganya melambung tinggi yang tidak sesui dengan harga eceren tertinggi(HET)bila membeli dari para kios pengecer.
Dalam pantauan SIRA selama dua tahun sampai sekarang bahwa permasalahan minyak tanah di Kabupaten Dairi bagaiakan lingkaran setan,yang cukup rumit alias rabut seperti dikatakan almarhun H.Pogek Bancin.
Dan personil SIRA bersama Forum Peduli Minyak Tanah pernah mengadakan aksi gerakan moral di gedung DPRD Dairi yang saat itu di terima anggota untuk menuntut kepada Pemkab Dairi melalui Distamben Dairi supaya menertibkan harga minah di Kabupaten Dairi.

Kita tidak tahu siapa yang bermain dalam subsisi BBM minyak tanah ini,dan kelihatannya sudah disusupi para mafia-mafia,sehingga belum lama ini ada beberapa kasus telah sampai kepada penegak hukum termasuk ke Polres Dairi. Namun sampai saat ini tidak kunjung tiba permasalahan itu ke pengadilan,sebab ketika penangkapan itu diduga mau diseluKabupaten Dairi.Justeru itulah tanah di Dairi,dan kalaupun tidak langka minah tersebut, harganya melambung tinggi. Itulah pantauan SIRA belum lama ini.
Selama pemantauan SIRA tentang pendistribusian minah bersubsidi itu ditengah-tengah-tengah masyarakat banyak terdapat kejanggalan.
Teguran kepada Agen dan pangkalan dari pihak Distamben kesannya kelihatan setengah hati untuk menindak para agen dan pangkalan yang nakal,sehingga Forum Peduli Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FPMPMT) Kabupaten Dairi mengadakan aksi di gedung DPRD pada tanggal,17 Januari 2011 yang diterima oleh langsung Ketua DPRD Dairi Delphi Masdiana Ujung didampingi Wakil Ketua Benpha H Nababan, Suparto Gultom, ketua komisi B yang membidangi migas Saut Martua Ujung serta sejumlah anggota DPRD yang lain.
Sementara itu, mewakili Pemerintah Kabupaten Dairi hadir, Asisten tata praja pemerintahan saat itu Ramses Situmorang, Kadis Perindagkop Dairi saat itu Herlina Lbn Tobing dan Kadis Pertambangan Dan Energi (Kadistamben) Dairi, Sahala Tua Manik selaku ketua Tim pengawasan dan pengendalian pendistribusian BBM bersubsidi Dairi.
Tuntutan yang disampaikan melalui koordinator aksi Robinson Simbolon, agar Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Dairi, Ir. Sahala Tua Manik segera meminta maaf melalui media cetak maupun elektronik kepada seluruh rakyat Dairi, karena menurutnya, akibat kelalaiannya selaku ketua Tim Pengawas dan pengendalian pendistribusian BBM bersubsidi di Kabupaten Dairi itu, rakyat Dairi telah dirugikan sekitar 7 Miliar lebih.
“Kalaulah harga minah dijual seharga Rp.4000 saja / liter, dari jumlah kuota minah yang masuk ke Dairi sebanyak 760 ton perbulan, maka kerugian masyarakat berkisar Rp.750 / liter karena HET minah yang telah ditetapkan pemerintah, hanya berkisar Rp.3250 hingga Rp.3400 / liter, sehingga kalau dikalikan dengan jumlah kuota minah, masyarakat Dairi telah dirugikan sekitar 570 juta rupiah per bulan, sehingga kalau dikalikan selama 13 bulan (Desember 2009 s/d Desember 2010), rakyat Dairi terutama masyarakat yang tidak mampu, sudah dirugikan sebanyak 7 milliar lebih” tegas Simbolon.
Hal ini adalah terjadi karena kelalaian pemerintah Kabupaten Dairi khususnya ketua tim pengawas, Kadistamben Dairi, Sahala Tua Manik beserta jajarannya untuk melakukan pengawasan terhadap kelangkaan dan tingginya harga minah yang sudah berlarut-larut, “padahal dana pengwasan jelas ada ditampung di APBD Dairi sebelum-sebelumnya , kemana itu digunakan dana pengawasan itu” tegas Simbolon saat6 itu.
Dan saat itulah pihak Distamben tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan para pengunjuk rasa, dengan disaksikan Ketua DPRD Dairi Delphi Masdiana Ujung, SH beserta sejumlah Anggota DPRD Dairi lainnya, akhirnya melalui Asisten tata praja pemerintahan Kabupaten Dairi Ramses Situmorang, Kadis Pertambangan dan Energi Kabupaten Dairi Ir.Sahala Tua Manik meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Dairi, sebut para pendemo di ruangan PRD Dairi,yang saat itu kelihatannya tegang suasana.
Walaupun tidak banyak para pengunjuk rasa yang datang ke DPRD Dairi untuk menyampaikan keluhan masyarakat tentang tingginya harga minyak tanah bersubsidi itu.Namun maknanya cukup menguntungkan bagi masyarakat Kabupaten Dairi saat itu.
Jadi permasalahan minah bersubsidi ini menjadi problema sekali,dengan kata lain banyak yang bersilat lidah,terlebih dalam sistim kepengawasan. Namun personil forum sampai saat ini tidak pernah menyerah, walaupun lambat laun pasti akan terungkap nantinya. Buktinya kita lihat persoalan permasalahan lima atau tujuh tahun yang lalu,terungkapnya saat ini seperti contohnya seperti Gubsu sekarang yang sudah ditahan saat ini dirutan disalemba sana.Jadi percayalah, yang busuk itu pasti akan tercium baunya.(SR-01)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar