Rabu, 27 Februari 2013

Penembak Mati Bidan Cantik Ditangkap ?

SIRA Online – Medan : Tragedi penembakan Nurmala Dewi br Tinambunan (31), memasuki hari ke 14.  Teranyar,  Kamis (21/2) sore, isu penangkapan pelaku yang menghabisi Bidan PNS Puskesmas Teladan di depan ibu kandungnya itu, kembali berhembus. Tapi, saat dikonfirmasi POSMETRO MEDAN, Kapolresta Medan, Kombes Pol Monang Situmorang malah menyangkal. Meski begitu, ia menegaskan, dari pemeriksaan saksi-saksi yang dilakukan selama ini, pihaknya  memastikan akan segera membekuk pelaku dalam waktu dekat ini.
Hal senada juga dikatakan Kasubdit III Umum, Ditreskrimum Poldasu, AKBP Andry Setiawan yang menegaskan kalau pelaku sudah 80 persen diketahui. “Namun kita masih menunggu waktu untuk mem-fix-kannya,” katanya. Apakah pelaku sudah ditangkap? Andry Setiawan juga enggan buka mulut. Namun pengakuan kedua perwira itu berbeda dengan keterangan sejumlah personel tugas luar Sat Reskrim. Saat ditemui kru koran ini,  polisi yang minta namanya tak dikorankan itu menegaskan kalau pelaku memang sudah ditangkap kemarin siang. “Ya, sudah kita tangkap! Tapi nanti ya,…nanti ya!” katanya, seolah ketakutan memberi keterangan lebih lanjut.

Untuk memastikan info tersebut, kru koran ini kembali menyambangi kediaman orang tua korban di Jl. Pertahanan Gang Indah, Dusun V, Kec. Patumbak, Deliserdang. Tapi hingga berita ini dilansir, pihak keluarga mengaku belum mendapat info tersebut. “Kami belum ada dapat info penangkapan itu dari polisi. Mudah-mudahan sajalah info itu benar,” ungkap L. Tambunan, ayah kandung Nurmala Dewi. Padahal lanjutnya, pada Rabu (20/2) sekira pukul 11.00 WIB lalu, ia dan istrinya Suryani br Sihotang kembali mendatangi Polresta Medan untuk diperiksa. “Rabu lalu kami diperiksa lagi oleh juper Polresta. Di sana kami kembali ditanyai soal polisi soal penganiayaan Dewi di Nias, penikaman hingga penembakan yang berujung kematian di Medan,” bebernya. Hingga hari ini, Tinambunan mengaku belum bisa melupakan tragedi pembunuhan putri tercintanya.
Apalagi,  tepatnya di malam Kudus tahun 2012 lalu,  Dewi pernah mengaku kalau hari itu merupakan malam Natal terakhir baginya. “Kami nggak tau apa maksud perkataanya itu. Tapi saat malam natal itu, mendiang sempat membuat para jamaah di gereja itu terharu. Waktu itu, mendiang membacakan puisi karyanya yang intinya, ucapan terimakasih pada Tuhan karena telah memberi kehidupan,” kenang Tinambunan. Saat itu, tambahnya, ia tak mengira kalau ucapan Dewi tersebut sebagai buang tabiat. “Kami nggak tau saat itu. Tapi perkataan Dewi itu betul.  Memang benar, hari itu menjadi Natal terakhir baginya,” lirihnya dengan mata berkaca-kaca.  Bukan itu saja, tiga hari lalu atau  pada Selasa (18/2), Tinambunan mengaku pernah memimpikan putrinya saat istirahat siang. “Di mimpi itu aku sama sekali tak menganggap Dewi telah pergi. Tapi kala itu aku melihatnya menangis di ruang tamu,” kenangnya sambil menunjuk arah ruang tamu rumahnya.
Diceritakan ayah korban, saat itu Dewi mengenakan baju dan rok kuning yang sama sekali tak pernah ia pakai. “Di situ dia juga menggerai rambutnya yang panjang dan mengatakan kalau dia susah kali saat ini. Kemudian akupun memeluknya dan mengatakan kepadanya bahwa penjahat tersebut pasti kalah,” kenang Tinambunan.  Hal senada juga dialami adik Dewi bernama Susi yang mengaku pernah juga memimpikan kakaknya 5 hari pasca meninggal. “Saat itu kakak juga pakai baju yang sama seperti dibilang bapak. Padahal aku cari-cari baju itu di lemarinya, nggak ada,” herannya. Dalam mimpi itu, Susi mengaku tak tau kalau Dewi telah tiada. “Di mimpi itu kami jalan-jalan di mall. Tapi aku nggak tau nama mall-nya,” ucapnya.
“Sampai akhirnya kakak menyuruhku mencari seseorang di dalam sebuah salon yang berada di mall tersebut. Saat aku bertemu sama orang yang disuruhnya itu, aku sempat nggak yakin bang. Sebab, saat itu orang yang kutemui itu sangat sangar. Kurasa itulah pelakunya. Wajahnya berbanding tebalik dengan namanya,” ungkapnya, seraya menolak memberi tau nama yang disebutkan Dewi dalam mimpi itu. Dalam mimpi itu, Susi mengaku bertemu dengan dua lelaki. Lantaran dia tidak yakin makanya diapun kembali mencari Dewi. “Karna waktu aku liat lelaki itu kak Dewi sudah nggak ada lagi disampingku. Makanya aku cari dia ke toilet tempatku jumpa sama dia untuk ngatakan aku sudah ketemu sama orang yang dicarinya. Dan juga aku mengatakan, untuk apa kakak nyuruh aku cari orang itu. Tapi dia udah gak ada bang. Gak tau uda ke mana,” tandasnya seraya yakin kalau pria itu adalah pelaku yang menembak Dewi.
Sementara itu, puluhan warga Desa Simalingkar A, Kec. Pancurbatu mengaku hampir tiap malam mendengar suara jeritan dari makam Dewi. Ini diakui S. Tarigan, salah seorang warga sekitar saat ditemui POSMETRO MEDAN, Kamis (21/2) sore. “Hampir tiap malam sering terdengar jeritan di sini. Namun warga di sini enggak begitu perduli, karena kami enggak kenal sama si korban (Dewi) itu,” ujar Tarigan.  “Memang di pemakaman ini sering terdengar suara aneh, apalagi semenjak  Dewi itu dimakamkan di sanai. Tapi kalau menurutku, dia itu belum tenang karena pembunuhnya belum ditangkap. Makanya kami seirng dengar suara jeritan, tetapi enggak jelas suara minta tolong atau
apa,” ujar Tarigan mengakhiri.  Pantauan kru koran ini, pusara Dewi telah ditumbuhui rumput, bahkan belum ada yang menziarahinya.. (Rel-SIRA/Posmed)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar