SIRA Online – Medan : Tragedi
penembakan Nurmala Dewi br Tinambunan (31), memasuki hari ke 14.
Teranyar, Kamis (21/2) sore, isu penangkapan pelaku yang menghabisi Bidan
PNS Puskesmas Teladan di depan ibu kandungnya itu, kembali berhembus. Tapi,
saat dikonfirmasi POSMETRO MEDAN, Kapolresta Medan, Kombes Pol Monang
Situmorang malah menyangkal. Meski begitu, ia menegaskan, dari pemeriksaan
saksi-saksi yang dilakukan selama ini, pihaknya memastikan akan segera
membekuk pelaku dalam waktu dekat ini.
Hal senada juga dikatakan
Kasubdit III Umum, Ditreskrimum Poldasu, AKBP Andry Setiawan yang menegaskan
kalau pelaku sudah 80 persen diketahui. “Namun kita masih menunggu waktu untuk
mem-fix-kannya,” katanya. Apakah pelaku sudah ditangkap? Andry Setiawan juga
enggan buka mulut. Namun pengakuan kedua perwira itu berbeda dengan keterangan
sejumlah personel tugas luar Sat Reskrim. Saat ditemui kru koran ini, polisi
yang minta namanya tak dikorankan itu menegaskan kalau pelaku memang sudah
ditangkap kemarin siang. “Ya, sudah kita tangkap! Tapi nanti ya,…nanti ya!”
katanya, seolah ketakutan memberi keterangan lebih lanjut.
Untuk memastikan info tersebut,
kru koran ini kembali menyambangi kediaman orang tua korban di Jl. Pertahanan
Gang Indah, Dusun V, Kec. Patumbak, Deliserdang. Tapi hingga berita ini
dilansir, pihak keluarga mengaku belum mendapat info tersebut. “Kami belum ada
dapat info penangkapan itu dari polisi. Mudah-mudahan sajalah info itu benar,”
ungkap L. Tambunan, ayah kandung Nurmala Dewi. Padahal lanjutnya, pada Rabu
(20/2) sekira pukul 11.00 WIB lalu, ia dan istrinya Suryani br Sihotang kembali
mendatangi Polresta Medan untuk diperiksa. “Rabu lalu kami diperiksa lagi oleh
juper Polresta. Di sana kami kembali ditanyai soal polisi soal penganiayaan
Dewi di Nias, penikaman hingga penembakan yang berujung kematian di Medan,”
bebernya. Hingga hari ini, Tinambunan mengaku belum bisa melupakan tragedi
pembunuhan putri tercintanya.
Apalagi, tepatnya di
malam Kudus tahun 2012 lalu, Dewi pernah mengaku kalau hari itu merupakan
malam Natal terakhir baginya. “Kami nggak tau apa maksud perkataanya itu. Tapi
saat malam natal itu, mendiang sempat membuat para jamaah di gereja itu
terharu. Waktu itu, mendiang membacakan puisi karyanya yang intinya, ucapan
terimakasih pada Tuhan karena telah memberi kehidupan,” kenang Tinambunan. Saat
itu, tambahnya, ia tak mengira kalau ucapan Dewi tersebut sebagai buang tabiat.
“Kami nggak tau saat itu. Tapi perkataan Dewi itu betul. Memang benar,
hari itu menjadi Natal terakhir baginya,” lirihnya dengan mata berkaca-kaca.
Bukan itu saja, tiga hari lalu atau pada Selasa (18/2), Tinambunan
mengaku pernah memimpikan putrinya saat istirahat siang. “Di mimpi itu aku sama
sekali tak menganggap Dewi telah pergi. Tapi kala itu aku melihatnya menangis
di ruang tamu,” kenangnya sambil menunjuk arah ruang tamu rumahnya.
Diceritakan ayah korban, saat
itu Dewi mengenakan baju dan rok kuning yang sama sekali tak pernah ia pakai.
“Di situ dia juga menggerai rambutnya yang panjang dan mengatakan kalau dia
susah kali saat ini. Kemudian akupun memeluknya dan mengatakan kepadanya bahwa
penjahat tersebut pasti kalah,” kenang Tinambunan. Hal senada juga
dialami adik Dewi bernama Susi yang mengaku pernah juga memimpikan kakaknya 5
hari pasca meninggal. “Saat itu kakak juga pakai baju yang sama seperti
dibilang bapak. Padahal aku cari-cari baju itu di lemarinya, nggak ada,”
herannya. Dalam mimpi itu, Susi mengaku tak tau kalau Dewi telah tiada. “Di
mimpi itu kami jalan-jalan di mall. Tapi aku nggak tau nama mall-nya,” ucapnya.
“Sampai akhirnya kakak
menyuruhku mencari seseorang di dalam sebuah salon yang berada di mall
tersebut. Saat aku bertemu sama orang yang disuruhnya itu, aku sempat nggak
yakin bang. Sebab, saat itu orang yang kutemui itu sangat sangar. Kurasa itulah
pelakunya. Wajahnya berbanding tebalik dengan namanya,” ungkapnya, seraya
menolak memberi tau nama yang disebutkan Dewi dalam mimpi itu. Dalam mimpi itu,
Susi mengaku bertemu dengan dua lelaki. Lantaran dia tidak yakin makanya diapun
kembali mencari Dewi. “Karna waktu aku liat lelaki itu kak Dewi sudah nggak ada
lagi disampingku. Makanya aku cari dia ke toilet tempatku jumpa sama dia untuk ngatakan
aku sudah ketemu sama orang yang dicarinya. Dan juga aku mengatakan, untuk apa
kakak nyuruh aku cari orang itu. Tapi dia udah gak ada bang. Gak tau uda ke
mana,” tandasnya seraya yakin kalau pria itu adalah pelaku yang menembak Dewi.
Sementara itu, puluhan warga
Desa Simalingkar A, Kec. Pancurbatu mengaku hampir tiap malam mendengar suara
jeritan dari makam Dewi. Ini diakui S. Tarigan, salah seorang warga sekitar
saat ditemui POSMETRO MEDAN, Kamis (21/2) sore. “Hampir tiap malam sering
terdengar jeritan di sini. Namun warga di sini enggak begitu perduli, karena
kami enggak kenal sama si korban (Dewi) itu,” ujar Tarigan. “Memang di
pemakaman ini sering terdengar suara aneh, apalagi semenjak Dewi itu
dimakamkan di sanai. Tapi kalau menurutku, dia itu belum tenang karena
pembunuhnya belum ditangkap. Makanya kami seirng dengar suara jeritan, tetapi
enggak jelas suara minta tolong atau
apa,” ujar Tarigan mengakhiri.
Pantauan kru koran ini, pusara Dewi telah ditumbuhui rumput, bahkan belum
ada yang menziarahinya.. (Rel-SIRA/Posmed)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar