SIRA Online :Jakarta--Belum genap
sebulan menjabat sebagai Bupati Kubu Raya, Muda sudah melakukan
kebijakan yang sangat tidak biasa, yakni jatah kendaraan operasional
(mobil dinas) berupa sedan Toyota Camry senilai Rp 1 milyar ditolak dan
dialihkan untuk membeli 50 unit motor bagi mobilisasi bidan di desa yang
ada di Kubu Raya.
"Pas saya kunjungan ke desa, ada yang tidak bisa masuk mobil. Jadi,
saya harus pakai motor, ternyata motor yang saya naiki itu motor dari
dana pengalihan mobil dinas. Orang-orang bilang, motor itu mobil dinas
camry bupati. Itu buat saya semangat. Pemangkasan anggaran yang saya
lakukan ternyata berguna bagi masyarakat," ungkap Muda saat ditemui
Tribunnews.com.
Sebelumnya, mendapatkan
penghargaan Tokoh Tempo 2012 Bukan Bupati Biasa di Hotel Kartika
Candra, Jakarta Selatan, Selasa (12/2/2013) tidak pernah terpikirkan
sebelumnya oleh Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan.
Muda kemudian menjelaskan, dirinya menolak pembangunan rumah dinas
dan membatalkan pengadaan mobil dinas bupati dan wakil bupati Rp 1
milyar serta memilih mengalihkan dana tersebut bagi percepatan sarana
dan pelayanan pada warga melalui guru, kepala desa, bidan desa dan
penyuluh pertanian pada masyarakat.
Ia juga mengaku, salah satu bentuk pertanggungjawaban anggaran pada
masyarakat yakni seluruhnya harus dilakukan secara transparan dan jelas.
"Semuanya itu harus transparan. Dipublikasi ke masyarakat dana-dana itu
dialihkan kemana, biar jelas semuanya," kata Muda.
Bercerita mengenai kiprah kepemimpinannya di sebuah kabupaten baru
yakni Kubu Raya, Muda mengaku dirinya memiliki tanggung jawab yang besar
dan beban moril dalam memimpin Kubu Raya, terlebih dirinya maju dari
jalur independen.
"Ini kan kabupaten Baru, saya bupati pertama. Apalagi saya maju dari
jalur independen jadi pastinya saya bertanggung jawab penuh pada warga
dan ada beban moril," tegas Muda.
Kemudian terkait penghargaan yang diterimanya Muda mengatakan itu
akan dijadikan motivasi dirinya, pemerintahannya serta warganya agar
lebih baik lagi.
Selain itu, penghargaan juga dijadikan cambuk bagi Muda agar makin membuat masyarakatnya hidup cukup layak.
"Mimpi saya tidak muluk, saya ingin warga saya cukup pangan, gizi,
pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Kalau saya meraih penghargaan bukan
bupati biasa, saya harap warga, buruh, petani, birokrat dan lainnya juga
bisa menjadi profesi mereka yang bukan biasa," terang Muda.(rel/int/trion)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar